Gol Brandao Singkirkan Inter, Loloskan Marseille

Pemain pengganti asal Brazil, Brandao, mencetak gol pada masa injury time untuk mengirim Marseille ke babak delapan besar Liga Champions untuk pertama kalinya sejak memenangi kompetisi tersebut pada 1993, di saat mereka kalah dari Inter Milan.

Inter memenangi pertandingan kedua dengan skor 2-1 di San Siro, setelah menit-menit akhir yang sibuk, di mana kiper Marseille diusir keluar lapangan dan membuat tuan rumah mendapat hadiah penalti pada masa injury time.

Giampaolo Pazzini, yang dijatuhkan oleh Mandanda, sukses mengeksekusi penalti, yang merupakan tendangan terakhir pada pertandingan, sekaligus memberi kemenangan pada tim Italia, namun mereka tetap tersingkir karena gagal mencetak gol tandang.

Diego Millito membuat Inter unggul pada 15 menit menjelang akhir pertandingan, dan kelihatannya pertandingan ini akan dilanjutkan dengan tambahan waktu sampai pada masa injury time selama tiga menit yang dramatis.

Hampir semua hal terjadi pada babak 16 besar ini terjadi pada masa injury time, di mana Andre Ayew memberi kemenangan bagi tim Prancis pada pertandingan pertama tiga pekan silam, dengan gol semata wayang di Stade Velodrome.

Pelatih Inter, Claudio Ranieri, mungkin akan mencari pekerjaan baru setelah kekalahan ini, di mana timnya dipastikan tidak akan mendapat trofi apapun, dan masih harus berjuang keras di liga agar dapat lolos ke kompetisi Europa musim depan.

Mereka mengawali pertandingan dengan bagus, dan hanya penampilan brilian Mandanda yang membuat kedudukan tetap imbang.

Kapten Inter, Javier Zanetti, melakukan gebrakan di sektor kanan, memotong masuk kotak penalti, dua kali berpura-pura melepaskan umpan sebelum menyodorkan bola pada Wesley Sneijder, dengan sedikit pembelokan, namun Mandanda masih mampu menghalau bola meski dirinya sudah tidak berada pada posisi yang ideal.

Beberapa saat kemudian tuan rumah kembali melakukan gerakan bagus dengan Dejan Stankovic melepaskan umpan pada Sneijder yang berada di sisi kanan, dan ia meneruskannya dengan umpan silang ke arah Milito yang berada di kotak penalti.

Penyerang Argentina ini menyambut bola dengan mendorongnya menggunakan dada, namun Mandanda kembali melakukan penyelamatan gemilang.

Bagaimanapun, hanya itulah dua pelaung bersih Inter di paruh pertama.

Cesar Azpilicueta mengejar bola umpan Loic Remy dari sisi kanan, namun sundulang penyerang Marseille ini masih melebar.

Menjelang turun minum, tendangan bebas melengkung Sneijder masih dapat diamankan Mandanda dengan mudah, sebelum Maicon memberi umpan pada Diego Forlan, namun tandukannya melebar.

Permainan Inter tidak membaik pada babak kedua. Mereka tidak menciptakan peluang bersih sampai pertengahan babak kedua, ketika tendangan bebas Stankovic masih melayang di atas mistar gawang.

Justru Marseille yang sempat mengancam melalui sundulan Alou Diarra menyambut tendangan bebas Mathieu Valbuena, namun kiper Julio Cesar bergerak cepat untuk mengamankan sisi kiri gawangnya.

Namun 15 menit sebelum pertandingan usai, Milito mencetak gol bagi Inter menyusul kemelut di mulut gawang.

Walter Samuel menyodorkan bola ke depan gawang, yang kemudian jatuh ke Pazzini, namun sepakannya dapat diblok Jeremy Morel, sebelum bola jatuh ke Milito yang melesakkan gol bagi tuan rumah tanpa mampu dihentikan Mandanda.

Gol itu memicu semangat Inter, dan Maicon melepaskan tendangan bebas yang memaksa Mandanda menepis bola ke atas mistar gawang.

Esteban Cambiasso kemudian melepaskan tandukan dari dalam kotak penalti setelah barisan pertahanan Marseille memperlihatkan kerapuhannya, namun ia gagal mengenai sasaran.

Namun pada masa injury time, Mandanda melepaskan tendangan bebas panjang, di mana Lucio gagal membuang bola dengan sundulan kepala, dan Brandao mendapat cukup ruang untuk melepaskan tembakan sebelum Samuel dapat melakukan tekel untuk menyelamatkan gawangnya.

Mandanda, yang sebelumnya telah mendapat kartu kuning karena membuang-buang waktu, kemudian menjatuhkan Pazzini yang berbuah kartu kuning kedua, dan sang penyerang hanya memiliki waktu untuk mencetak gol dari titik putih, sebelum wasit Pedro Proenca meniup peluit panjang. (rr)